Jumat, April 16, 2010

Bumi Cinta




belum selesei review.

Jumat, Januari 15, 2010

membongkar gurita cikeas



buku ini tebal. aku dapat dari internet. dari sharing sebuah milis. ebook memang. ini mungkin bukan pertama kalinya aku download ebook. tapi ini kali pertama aku membaca ebook tebal hingga selesei. alasan pertama adalah karena buku ini sedang ramai dibicarakan. tentang Cikeas.

aku kemudian memantapkan diri untuk lebih banyak baca ebook daripada tezt hardcopy. selain irit bagi orang seperti ku, juga mengirit kertas yang diambil dari pohon di hutan. ah idealis.

buku ini menceritakan tentang Cikeas. bukan desanya. tapi lebih ke kerajaan politik yang ada di Cikeas. tentang kerajaan bisnis yang ada di keluarga Presiden. yang mungkin banyak dari sebagian orang tidak mengerti.

buku ini dilengkapi data-data yang akurat. meski beberapa tidak terdapat data. gambar ilustrasinya pun cukup menarik. meskipun kurang. bagi saya, peminat pemula di bidang berita politik, buku ini cukup membuka wacana.

tapi, tetap pesan saya, jangan telan bulat-bulat sebuah informasi. kaji, dan kaji dulu. supaya kita mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

buku ini pantas dibaca, juga dikaji. apalagi untuk saat "panas" seperti ini.


hilmy nugraha

Rabu, Oktober 14, 2009

Steve Jobs : Otak Genius Di Balik Kesuksesan Apple




penulis : Hermawan Aksan



Pertama liat buku ini adalah di Moro. Supermarket terbesar di Purwokerto. Sewaktu nemenin Mbak Ina beli jaket n sekalian mbeliin Neysa boneka buwat ultah dia kedua.

Aku ambil. Aku baca sekilas. Tertarik dengan Steve Jobs karena dia merupakan guru expertise saya di hidup saya (yang saya tuliskan di proposal hidup). Aku beli.

Menarik. Bagaimana seorang Steve Jobs bisa mendirikan perusahaan Apple yang sekarang begitu besar. Seorang anak yang tergolong hiperaktif dan nakal, yang kemudian berubah menjadi kreatif di awal-awal sekolah dasarnya. Yang mampu "melihat masa depan" atau mungkin lebih tepatnya visioner. Mampu melihat peluang bahwa komputer yang dia buat bersama Steve Wozniak bisa dijual umum padahal Woz kala itu malu dengan buatannya sendiri. Seorang anak muda yang tak pernah lulus bahkan drop out dari perguruan tingginya. Yang kemudian dipecat oleh perusahan yang ia dirikan sendiri. Lalu berinovasi dahsyat dengan membuat studio animasi, Pixar, yang kini menjadi studio animasi terbesar dan tersukses di dunia.

Kemudian dia kembali ke Apple. Ketika Apple mulai ambruk. Dia membangkitkan lagi gairah di Apple dan menjadikan banyak prestasi untuk Apple sampai saat ini.

Yang menarik adalah filosofinya tentang pekerjaanya, ia begitu mencintai pekerjaannya hingga ia tidak mempedulikan uang hasilnya. Pakaiannya tetap saja kaos hitam lengan panjang, celana jins, dan sepatu karet walau ia tampil di publik maupun ajang bergengsi internasional. Rumahnya meski besar tak ada perabot mewah didalamnya. Dan ia adalah seorang vegetarian yang unik. Sungguh, kesederhanaan ini lah yang mungkin membuat inspirasi bagi banyak orang dan tentunya bagi Apple itu sendiri yang selalu mengeluarkan produk-poduk yang simple.

Teteplah lapar, tetaplah bodoh,
kutipan yang kusukai...

Bagaimanapun, Steve Jobs tetap guru expertise saya dalam bidang entrepreneuship....

Senin, Oktober 05, 2009

Negeri 5 Menara


Buku ini aku selesaikan cepat. Aku dipinjami Puput hari jumat, minggu malam aku sudah kelar. Kertasnya enak dibaca. Mirip buku Ayat-ayat Cinta-nya Kang Abik atau Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata. Lembut. Tak mudah lelah dimata. Cover bukunya menarik. Bergambar sesuai dengan judulnya, yaitu gambar lima menara. Puput, teman yang baik yang meminjamkanku buku ini, sangat terobsesi dengan gontor.

Bener banget. Setting tempat ini adalah Gontor. Pondok Modern Gontor Darussalam, Ponorogo, Indonesia. Kisah hidup ini tentang Alif Fikri, anak Maninjau, pelosok Sumatera Barat. Yang dipaksa untuk sekolah agama setelah selesei sekolah madrasah tsanawiyahnya. Bertemu dengan ribuan teman dari seluruh Indonesia di Pondok Madani, begitu disebutkan di novel ini. Namun dia punya teman akrab berjumlah 5 orang, yang ia menamakan "geng"-nya sahibul menara, karena selalu berkumpul di bawah menara masjid pondok sebelum maghrib datang. Mereka saling membicarakan mimpi-mimpi mereka, keluh kesah dan ilmu-ilmu kehidupan. Ada Atang dari Bandung yang jago Teater. Ada Baso dari Gowa, yang selalu membawa buku kemana-mana dan terobsesi berat menjadi hafiz Quran. Ada Dulmajid, anak madura miskin yang unik. Ada Said, arab Surabaya yang jadi ketua informal mereka, suka olahraga dan berbadan besar. Ada Raja, anak Medan yang cerdas.

Bercerita tentang keseharian di Pondok Madani. Tentang kebandelan mereka, tentang liburan-liburan mereka, keisengan mereka, mimpi-mimpi mereka, ujian-ujian mereka, kompetisi dalam pondok hingga perpisahan yang sangat sungguh berat.

Banyak ilmu disini.

Yang membuat aku terinspirasi adalah tentu saja : Man Jadda wajada!
Siapa yang bersungguh-sungsuh, maka akan berhasil.
Saajtahidu fauqa mustawa al-akhar, yang artinya berjuang dengan usaha diatas rata-rata orang lain. Dahsyat!

Setelah baca buku ini, aku akan terus belajar bahasa juga agama.



"Jangan pernah meremehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar"

Kamis, November 06, 2008

Iblis Menggugat Tuhan

Kamis, 6 November 2008
saat 08 : 50

Judul : Iblis Menggugat Tuhan
Penulis : Da'ud Ibn Ibrahim Al-Shawni
Penerbit : Dastan Books, Jakarta
Cetakan : Kelima 2006
Tebal buku : 336 hal






Ini cerita sungguh menyeramkan!
Bukan karena ceritanya yang membuat kita tak berani kencing sendiri sewaktu malam, tapi isi tersirat yang begitu dalam maknanya, dan kalo kita gak bisa berpikir jernih dengan spiritualitas yang penuh bisa tersesat! Bisa tersesat!
Trus, kesimpulan awal adalah, buku ini buku cerdas yang kritis.

Berisi tentang dialog “mesra” antara iblis dengan Tuhan, bagaimana iblis menyalahkan Tuhan, protes penuh gugat. Disini iblis justru menyampaikan nilai-nilai spiritualitas dan keesaan Tuhan dengan sangat halus melalui kata-katanya. Hanya perlu kita baca kritis dan cerdas.

Tapi justru disini ketika selesai membacanya, mampu menyelaraskan iman dan akal.
Luar biasa!

Semangat Membaca!

Hilmy Nugraha

Filosofi Kopi

Minggu, 2 November 2008
saat 19:47

Judul : Filosofi Kopi
Penulis 
: Dee
Penerbit : Truedee Books dan Gagas Media, Jakarta
Cetakan : Ketujuh 2007
Tebal buku : xi + 134





Buku ini sering kutemui, sering di toko buku, book fair, maupun punya teman. Dan ternyata kutemui akrab di tempat ketiga. Hem, penasaran luar biasa untuk setiap karyanya Dee. Supernova, cerpen-cerpen, hingga lirik-lirik setiap lagunya. Ternyata benar, buku ini disusun dari tahun 1995 hingga 2005, satu dekade cerpen dan prosa Dee. Satu umur yang cukup kompeten untuk seorang penulis. 18 tulisan disuguhkan rapi. Mulai dari Filosofi Kopi, yang berisi tentang kegilaan seorang teman terhadap kopi. Hingga mencari resep-resep terbaik diseluruh dunia. Dan 17 tulisan lain yang begitu memesona untuk ditulis kembali. Tentang pencarian Herman, Surat Yang Tak Pernah Sampai, Salju Gurun yang berisi 5 paragraf pendek monolog dramatis, Kunci Hati tentang sedikit cinta, Selagi Kau Lelap tentang kecintaan dengan pasangan saat pasangannya terlelap, Sikat Gigi tentang cinta sejenis yang indah, Jembatan Zaman tentang arus waktu, Kuda Liar tentang kebebasan, Sepotong Kue Kuning tentang kesejatiandiri manusia tanpa ketergantungan, Diam tentang kesedihan dalam, Cuaca tentang kejujuran, Lara Lana, Lilin Merah, Spasi, Cetak Biru, Buddha Bar, Rico de Coro.
Tetap sangat hangat untuk dibaca.
Tetap hebat pula untuk Dee.

Harus baca!

Semangat Membaca!

Supernova : Petir

Kamis, 6 November 2008
saat 08 : 50

Judul : Supernova Petir
Penulis : Dee
Penerbit : PT Andal Krida Nusantara, Jakarta
Cetakan : Desember 2004
Tebal buku : x + 203 hal





“...... Listrik sudah mengawiniku”
Bercerita tentang Electra, gadis Tiong Hoa yang oleh Tuhan diberi anugerah bisa mengeluarkan energi listrik. Menyembuhkan orang sakit. membaca pikiran. Tanpa sadar. Dan kemudian mampu dikendalikannya dengan baik. Mungkin cerita ini mirip film seri Heroes. Dan dahsyatnya, buku ini sudah ada jauh sebelum film seri Heroes muncul di permukaan, bahkan di Amerika sekalipun. Penanda baru dahsyatnya ide cerita dari Dee.

Yang menarik adalah bagaimana Electra yang sebagai adik, ingin sekali membuktikan kepada kakaknya bahwa dia mampu menjadi dirinya sendiri. Konflik yang selalu terlihat antara Electra dan kakaknya. Di akhir cerita, dia berbisnis dengan teman yang baru dikenalnya, dan mulai memiliki saling ketertarikan.

Menarik! Sesuai keahlian Dee, sastra saintifik. Tapi justru disini bahasa dan ceritanya tak susah seperti novel sebelumnya. Lebih enteng!

Semangat Membaca!

Hilmy Nugraha